KHUTBAH JUMAT : MENAPAKI ETAPE TERAKHIR PUASA RAMADHAN
oleh : Urip Triyono, S.S, M.M.Pd
(Ketua Majelis Tabligh PCM Jatibarang, Sekretaris KMM Kabupaten Brebes, Bidang Media, Digitalisasi, dan PNF Majelis Dikdasmen PDM Brebes)
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ
يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ
أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، الَّذِي لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا
عِبَادَ اللَّهِ، أُوصِيكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللَّهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ.
قَالَ
اللَّهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ،
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا، وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً،
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ، إِنَّ اللَّهَ
كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا، اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا،
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ
اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Maasyiral muslimin rahimakumullah,
Puja dan puji syukur marilah senantiasa
kita ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang menguasai segala alam yang
senantiasa mencurahkan segala nikmat kepada hambanya tanpa pilih kasih.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW,
nabi dan rasul penutup yang menyempurnakan segala ajaran yang hanya kepada
beliau kita beruswah, mencari contoh dan keteladanan. Juga semoga tercurah
kepada keluarga dan para sahabatnya, serta seluruh pengikutnya yang setia
dengan risalahnya hingga akhir zaman, termasuk kita semua yang senantiasa
memegang teguh ajaran beliau hingga akhir zaman, aamien yar robbal ‘alamien.
Kemudian, selaku kotib pada kesempatan
jumat hari ini, saya mengajak dan mengingatkan segenap hadirin untuk selalu
meningkatkan iman dan takwa agar kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang
beruntung. Derajat takwa hanya dapat dicapai dengan melaksanakan semua
perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya secara istiqomah,
maqom takwa inilah yang menjadi tujuan segala peribadatan umat Islam, termasuk
ibadah puasa Ramadhan yang sebentar lagi akan meninggalkan kita.
Hadirin rohimakumulloh
Menginjak
akhir bulan Ramadhan, ujian dalam melaksanakan puasa semaki berat. Banyak
diantara kita yang kemudian tereliminasi dari perhelatan akbar ini, ada yang
batal pada awal Ramadhan, ada yang gugur pada pertengahan, dan tidak sedikit
yang tersingkir pada etape terakhir,
yaitu 10 hari puasa Ramadhan. Hal ini dapat dimaklumi, karena semakin mendekat
akhir bulan Ramadhan, stamina dan tempaan lahir batin semakin kuat, kondisi
fisik semakin melemah sehingga terkadang kondisi tubuh terserang berbagai
penyakit ringan. Godaan iman senantisa melanda kita, baik yang ringan, sedang,
maupun yang berat. Godaan yang ringan
seperti munculnya iklan makanan dan minuman yang segar dan menggoda, berbagai
jenis makanan dan minuman buka puasa yang semakin segara menggoda di setiap
pinggir jalan dan keramaian. Contoh godaan puasa Ramadan dari yang ringan, sedang, dan berat antara
lain: meninggalkan keinginan makan , minum, dan memenuhi kebutuhan
biologisnya atau syahwatnya. Godaan sedang seperti berbohong, bergosip, tidur
sepanjang hari, mengeluh, marah-marah, menggunjing, bertengkar dengan tetangga,
menyimpan dendam, menyebar kabar bohong di media sosial, memprovokasi
permusuhan, hingga godaan berat yaitu berpuasa yang tidak berorientasi pada
penghambaan kepada Allah SWT, melainkan untuk dilihat dan dipuji oleh orang
lain. Puasa yang tidak diniatkan untuk menggapai keridhoan Allah SWT adalah
perbuatan haram yang daripadanya kita tidak mendapatkan pahala melainkan justru
mendapatkan dosa. Maka dari itu, marilah kita luruskan niat agar peribadatan
puasa Ramadhan yang kita dikerjakan semata-mata hanya untuk mendapatkan ridho
dari Allah SWT, bukan karena riya’ atau ingin dipuji oleh makhluk ciptaan-Nya.
Puasa Ramadhan adalah ibadah yang mengharuskan umat
muslim untuk menahan diri dari makanan, minuman, dan hubungan seksual sejak
sebelum fajar menyingsing hingga matahari terbenam. Puasa juga bertujuan
untuk meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT, mengikuti segala perintahnya dan
menjauhi segala larangannya secara konsisten. Beberapa hal yang dapat
merusak pahala puasa Ramadan, antara lain: berbohong, menggunjing, mengadu-domba,
bersumpah palsu, memandang dengan syahwat marilah kita jauhi sejauh-jauhnya.
Dan beberapa kegiatan yang menambah pahala puasa Ramadhan kita seperti qiyamul
Ramadhan atau sholat taroweh, membaca dan memahami al Qur’an, berinfak dan
bersedekah, serta ‘itikaf marilah kita laksanakan dengan penuh suka cita dan
penuh harap kepada Allah SWT agar mendapat keberkahan dari kegiatan positif
yang kita kerjakan.
Hadirin rohimakumullah,
Puasa merupakan sebuah ibadah yang membutuhkan
persiapan fisik, mental, dan spiritual secara bersama-sama. Pribadi yang
diharapkan muncul setelah berpuasa selama sebulan penuh adalah pribadi yang
memiliki karakter takwa sebagaimana yang diharapkan dalam QS. Al Baqarah :183,
yaitu …laalakum tattaquun…derajat takwa. Derajat takwa adalah derajat di mana
seorang hamba memiliki karakteristik tunduk, patuh, dan taat semata-mata melaksanakan
perintah dari Allah SWT, Tuhan semesta alam. Empat karakter taqwa yang akan
muncul setelah berpuasa Ramadhan adalah sikap tawadhu, qana'ah, wara', dan
yakin. Tawadhu artinya rendah hati, yaitu sikap mental di mana
seorang hamba menyadari bahwa Allah SWT lebih tinggi dari semua ciptaannya, menghilangkan
sifat dengki, sombong, dan penyakit hati lainny. Qana'ah : Ridho dan rela
menerima apa yang sudah ditentukan Allah SWT, bersyukur atas apa yang telah
diberikan Allah SWT, tidak mengerutu atas apa yang telah terjadi pada dirinya.
Wara' artinya terhindar dari sifat ragu, selalu hati-hati dan waspada, apakah
makanan, minuman, dan perbuatannya ini haram, halal atau subhat. Selalu
bertanya dulu sebelum makan, minum dan sebelum dia melakukan sesuatu. Dan Yakin
atau iman; Yakin atas apa yang telah disampaikan oleh Allah SWT dalam
al-Qur'an, yakin dengan rasul-rasul Allah, yakin akan adanya pembalasan dari
Allah di akhirat, yakin akan syurga dan neraka. Selain itu, ciri-ciri orang
yang bertakwa juga dapat dilihat dari sikap mental yang teguh dalam berbakti
kepada Allah sebagaimana disampaikan dalam QS. 3 (Ali Imran): 133 yang
berbunyi:
۞ وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ
مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ
لِلْمُتَّقِينَ
Artinya: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa,”
Surat Ali ‘Imran Ayat 134
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ
وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ
ٱلْمُحْسِنِينَ
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan.”
Bila dirangkum, maka karakteristik insan bertakwa
antara lain sebagai berikut: Suka berinfak di waktu lapang dan sempit, mampu menahan amarah, suka memaafkan kesalahan orang lain,
selalu berbuat baik kepada
orang lain, bersegera bertaubat bila berbuat kezaliman, beriman kepada yang gaib,
percaya
dan yakin dengan kitab-kitab suci sebelum diturunkannya Al Quran, dan melaksanakan salat sebagai bentuk penghambaan kepada
Tuhannya.
Hadirin yang dirahmati Allah SWT,
Karakteristik insan bertakwa sebagaimana disebutkan dalam QS Ali Imran:
133, relevan dengan QS Al-Baqarah · Ayat 2-5
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَۛ فِيْهِۛ هُدًى
لِّلْمُتَّقِيْنَۙ ٢
Artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada
keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa”,
الَّذِيْنَ
يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ
يُنْفِقُوْنَۙ ٣
Artinya: “(yaitu)
orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan
sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka,”
وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ
وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ ٤
Artinya: “dan mereka yang beriman pada (Al-Qur’an)
yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dan (kitab-kitab suci) yang telah
diturunkan sebelum engkau dan mereka yakin akan adanya akhirat.”
اُولٰۤىِٕكَ
عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ٥
“Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung.”
Hadirin rahimakumullah,
Manusia yang senantiasa mendapat
petunjuk dari Tuhannya dan orang-orang yang beruntung itulah yang akan
mendapatkan kemenangan sejati, yaitu kemenangan abadi yang balasannya adalah
kenikmatan dan kesejahteraan abadi di alam akherat. Mereka bukan orang-orang
atau golongan yang mudah tertipu oleh kesenangan duniawi yang menyilaukan mata,
kesenangan terhadap harta benda,
kekuasaan dunia, dan kesenangan hawa nafsu yang justru akan menjerumuskan umat
manusia pada kesengsaraan dunia dan akherat. Semoga pada etape terakhir bulan
Ramadhan kita dikuatkan, diberikan keberkahan, keampunan, dan dihindarkan dari
api neraka serta dijadikan kita semua sebagai manusia baru yang memiliki
karakteristik hamba yang bertakwa yang diidam-idamkan. Terlebih lagi dengan
fadilah malam 1000 bulan, “lailatul qodr” yang semoga kita dapat menjumpainya pada
etape terakhir puasa Ramadhan untuk mendapatkan pencerahan lahir batin sebagai
bonus ibadah di bulan Ramadhan tahun ini. Sebagai penutup, marilah kita
mengukur diri kita sendiri dengan standar yang ditetapkan Allah SWT, apakah
sudah mengakar sifat dan karakteristik ketakwaan setelah selama sebulan
Ramadhan kita didiklat oleh Tuhan kita? Semoga bermanfaat.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ
رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ
وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا
شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن
الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ
خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى
النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ
مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ
إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ
مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ
إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ
لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي
قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ .
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ
لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
. رَبَّنَا
آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن
اَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ
***
0 Comments