Khutbah Idul Fitri 1446 H
Momentum Revitalisasi Nilai-Nilai Islam di Hari Kemenangan
Dr. Emmie Fatkhunnajah, ST., MBA
Wakil Ketua PCM Bumiayu
إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِيْرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ حَقَّ قَدْرِهِ
أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقِوْنَ
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
وَقَالَ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَق مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
وَقَالَ أَيْضاً : يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُم ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Allahu akbar (2x) walillahilhamd.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah ‘id yang dirahmati Allah
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita dapat merasakan nikmatnya menjalani ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umatnya yang setia mengikuti ajaran-Nya hingga akhir zaman.
Hadirin yang dirahmati Alloh, pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita bersama-sama merenungkan dan menghayati makna kemenangan yang kita peroleh setelah menjalani bulan Ramadhan. Idul Fitri bukan hanya sekadar perayaan akhir dari ibadah puasa, tetapi juga merupakan momentum untuk memperbaharui komitmen kita dalam menghidupkan dan mewujudkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 2:185:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ
"Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa..."
Ayat ini mengingatkan kita bahwa Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan petunjuk. Selama bulan Ramadhan, kita dilatih untuk menahan diri dan memperbaiki diri. Dengan berakhirnya Ramadhan, kita seharusnya semakin dekat dengan ajaran Islam yang penuh kedamaian, kasih sayang, dan keadilan. Idul Fitri menjadi saat yang tepat untuk merayakan kemenangan dalam melawan hawa nafsu, dan sekaligus sebagai awal untuk menghidupkan kembali nilai-nilai Islam yang sejati dalam kehidupan kita.
Namun, mari kita renungkan bersama kenyataan yang ada di kehidupan sehari-hari, khususnya di Indonesia, sebagai salah satu negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Di negara kita tercinta, meskipun mayoritas penduduknya Muslim dan kita mengaku hidup dalam naungan ajaran Islam, kenyataan di lapangan seringkali jauh dari prinsip-prinsip yang diajarkan oleh agama kita.
Salah satu masalah yang sangat mencolok adalah ketidakadilan. Meskipun Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar dengan sumber daya alamnya yang melimpah namun hanya dikuasai oleh segelintir orang, sedangkan saudara-saudara kita masih banyak yang hidup dalam kemiskinan dan kesulitan. Kesenjangan antara yang kaya dan miskin semakin lebar, sementara sebagian besar rakyat masih terperangkap dalam kehidupan yang serba kekurangan. Sebagaimana yang Allah firmankan dalam Surat Al-Baqarah ayat 267:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِۗ
" Wahai orang-orang yang beriman, infaqkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu..."
Banyak orang yang kaya raya tetapi lupa akan kewajiban sosial mereka untuk menolong sesama. Sementara itu, masyarakat yang kurang mampu, terutama di daerah-daerah terpencil, seringkali tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah dan pihak-pihak berwenang. Ketidakadilan ini semakin terasa ketika akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan yang layak masih terbatas untuk sebagian besar rakyat.
Tak hanya itu, kita juga tidak bisa menutup mata dari penyelewengan yang sering terjadi dalam kehidupan politik dan birokrasi. Banyaknya praktik korupsi, penyalahgunaan wewenang, serta penyimpangan dalam penggunaan anggaran negara telah merugikan rakyat. Ini semua bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang mengajarkan kita untuk memegang amanah dengan sebaik-baiknya dan menjauhi segala bentuk penipuan dan kedzaliman. Nilai-nilai agama sudah terjadi pergesaran besar di era masyarakat modern, ketika agama lebih berkembang sebagai identitas kolektif, bukan sebagai Akhlak yang hidup dalam ruang publik. Sebuah penelitian mengatakan semakin religius atau semakin sadar agama itu penting penduduk suatu negara, maka semakin tinggi praktek korupsinya.
Kekerasan juga merupakan masalah serius yang perlu kita perhatikan. Dalam beberapa tahun terakhir, kita menyaksikan berbagai bentuk kekerasan yang melibatkan sesama Muslim maupun antara Muslim dan non-Muslim. Konflik-konflik sektarian, intoleransi, dan bahkan aksi terorisme yang mengatasnamakan agama, jelas bertentangan dengan ajaran Islam yang damai dan penuh kasih sayang. Allah SWT dalam Al-Qur'an menyatakan dalam Surat Al-Ma’idah ayat 32:
مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا ۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًاۗ
"Oleh karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa siapa yang membunuh seseorang bukan karena (orang yang dibunuh itu) telah membunuh orang lain atau karena telah berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Sebaliknya, siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia seakan-akan telah memelihara kehidupan semua manusia..."
Ajaran Islam seyogyanya menghadirkan pandangan wasathiyah islam berkemajuan yang bersifat universal untuk membawa pesan rahmatan lil’alamin yang harus terus dirawat kebersamaan dalam hidup keumatan, kebangsaan dan kenegaraan, bahkan dalam ranah kemanusiaan universal, saling tasamuh/ toleransi, dan ta’awun/ saling tolong menolong.
Allahu akbar (2x) walillahilhamd.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah ‘id yang dirahmati Allah
Selain ketidakadilan, penyelewengan, dan kekerasan, kita juga dihadapkan pada banyak tantangan lainnya dalam mewujudkan kehidupan yang sejalan dengan nilai-nilai Islam, baik dalam ranah sosial, politik, maupun ekonomi. Namun, ini bukan alasan bagi kita untuk menyerah. Sebaliknya, ini adalah tantangan yang harus kita hadapi dengan penuh kesabaran, keteguhan, dan niat yang tulus untuk menegakkan prinsip-prinsip Islam yang hakiki.
Salah satu nilai utama yang perlu kita revitalisasi adalah nilai taqwa. Allah SWT berfirman dalam Surat Al Ahzab, ayat 3:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا
"Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar."
Taqwa merupakan puncak dari segala amal ibadah yang kita lakukan. Puasa Ramadhan yang telah kita jalani harusnya menghasilkan individu yang lebih taat kepada Allah, lebih peduli kepada sesama, dan lebih bijaksana dalam setiap keputusan yang diambil. Taqwa tidak hanya terbatas pada ibadah ritual, tetapi juga tercermin dalam sikap kita sehari-hari, baik terhadap keluarga, masyarakat, maupun lingkungan sekitar.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Salah satu nilai penting dalam Islam yang juga harus kita revitalisasi adalah nilai persaudaraan dan ukhuwah Islamiyah. Islam sangat menekankan pentingnya solidaritas dan persatuan di antara umatnya.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
اَلْـمُسْلِمُ أَخُوْ الْـمُسْلِمِ ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ ، وَمَنْ كَانَ فِـيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ ، كَانَ اللهُ فِيْ حَاجَتِهِ ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًـا ، سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
“Seorang Muslim adalah saudara orang Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzhaliminya dan tidak boleh membiarkannya diganggu orang lain (bahkan ia wajib menolong dan membelanya) Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya, maka Allâh Azza wa Jalla senantiasa akan menolongnya. Barangsiapa melapangkan kesulitan orang Muslim, maka Allâh akan melapangkan baginya dari salah satu kesempitan di hari Kiamat dan barangsiapa menutupi (aib) orang Muslim, maka Allâh menutupi (aib)nya pada hari Kiamat. Shahih: HR. Bukhâri (no. 2442 dan 6951), Muslim (no. 2580) dan Ahmad (2/91), Abu Dâwud (no. 4893), at-Tirmidzi (no. 1426), dan Ibnu Hibbân (no. 533) dari Shahabat Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma.”
Idul Fitri adalah momen untuk mempererat tali persaudaraan, saling memaafkan, dan menyelesaikan perbedaan yang mungkin ada. Dengan mewujudkan ukhuwah Islamiyah yang kuat, kita akan mampu menciptakan masyarakat yang saling mendukung, hidup rukun, dan berbagi kebahagiaan, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Allahu akbar (2x) walillahilhamd.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah ‘id yang dirahmati Allah
Setelah kita melalui bulan Ramadhan yang penuh dengan latihan ibadah dan ketaatan, sudah saatnya kita bertekad untuk menghidupkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu yang harus kita revitalisasi adalah nilai keadilan. Islam mengajarkan kita untuk berlaku adil dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam urusan pribadi, keluarga, maupun sosial.
Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nisa ayat 58:
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِۗ
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil..."
Namun, kita menyaksikan di Indonesia dan di banyak negara Muslim lainnya, praktik ketidakadilan masih terjadi dalam berbagai sektor, seperti sistem hukum yang sering berpihak pada yang memiliki kekuasaan, ekonomi yang tidak merata, serta ketidaksetaraan dalam akses terhadap pelayanan dasar. Ini adalah tantangan besar bagi kita untuk lebih serius dalam menegakkan prinsip keadilan, yang merupakan inti dari ajaran Islam.
Di Indonesia, kita juga harus berjuang untuk mengurangi ketimpangan sosial, mengatasi korupsi, serta menghilangkan kekerasan yang kerap terjadi atas nama agama atau kepentingan tertentu. Salah satu langkah yang bisa kita lakukan adalah dengan memperkuat ukhuwah Islamiyah dan memperbaiki akhlak kita, sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW yang selalu menekankan pentingnya saling tolong-menolong, berdamai, dan saling memaafkan.
Mari kita jadikan hari ini sebagai titik awal untuk semakin memperdalam pemahaman kita terhadap ajaran Islam, serta memperbaiki sikap dan perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari. Semoga dengan revitalisasi nilai-nilai Islam ini, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan membawa manfaat bagi diri sendiri, keluarga, umat, dan bangsa.
Akhirnya, saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H, mohon maaf lahir dan batin. Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah kita selama bulan Ramadhan dan senantiasa memberikan kita kekuatan untuk terus menghidupkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan kita.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ
يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ
. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. اَللّهُمَّ انْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْفَاجِرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يِوْمِ الدِّيْنِ.
Edisi, Senin 31 Maret 2025/01 Syawwal 1446H
0 Comments