Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

 


Khutbah Jumat : Keutamaan Ibadah Sholat

 


KHUTBAH JUMAT : KEUTAMAAN IBADAH SHOLAT

Oleh : Urip Triyono, S.S.,M.M.Pd

( Sekretaris Korps Muballigh Muhammadiyah (KMM) Kabupaten Brebes

/ Ketua Majelis Tabligh PCM Jatibarang Kabupaten Brebes )

 

KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ ونَسْتَهْدِيْهِ ونَسْتَغْفِرُهُ ونَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أنْ لَا إِلَـهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَلَا مَثِيْلَ لَهُ وَلَا ضِدَّ وَلَا نِدَّ لَهُ، لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَىْءٌ وَهُوَ السَّميْعُ البَصيْرُ.

وَأَشْهَدُ أَن حَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ، طِبُّ الْقُلُوْبِ وَدَوَاؤُهَا وَعَافِيَةُ الْأَبْدَانِ وَشِفَاؤُهَا، وَنُوْرُ الْأَبْصَارِ وَضِيَاؤُهَا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى  مُحَمَّدٍ وَعَلَى كُلِّ رَسُوْلٍ أَرْسَلْتَهُ.

أَمَّا بَعْدُ،

فَيَا عِبَادَ اللهِ؛ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَ أَطِيْعُوْهُ. إِنَّ اللهَ مَعَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا وَ الَّذِيْنَ هُمْ مُحْسِنُوْنَ. قَالَ  اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْءَانِ الْكَرِيْمِ: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

                          

Maasyiral muslimin rahimakumullah,

Pertama-tama, marilah kita bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam,  yang telah mengaruniakan kepada kita  nikmat yang sangat banyak. Nikmat-nikmat yang patut disyukuri adalah nikmat  iman dan islam. Dengan nikmat iman kita diteguhkan hanya kepada Allah kita bertuhan, bergantung dan hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan. Kemudian dengan nikmat Islam kita akan diselamatkan dalam mengarungi kehidupan dunia yang penuh dengan onak berduri dan tantangan, dengan Islam kita dituntun dan diarahkan agar senantiasa berada di jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang diberikan nikmat, bukan jalan orang-orang yang dimurkai maupun jalan orang-orang yang tersesat.

Kemudian tak lupa kita haturkan shalawat dan salam atas junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW. Beliau adalah khotamul ambiya warasula, nabi dan rasul penutup semua ajaran yang hanya kepada beliau kita beruswah, mencari keteladanan dan kita semua berharap akan syafaat  beliau Rasulullah SAW pada yaumil qiyamah kelak.

Kemudian, selaku kotib pada kesempatan jumat hari ini, saya mengajak dan mengingatkan segenap hadirin untuk selalu meningkatkan iman dan takwa agar kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung. Derajat takwa hanya dapat dicapai dengan melaksanakan semua perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya secara istiqomah.

Hadirin rohimakumulloh

Pada bulan Rajab ini kita Kembali diingatkan akan adanya peristiwa yang maha dahsyat yang alami oleh Rasulullah Muhammad SAW, yaitu peristiwa Isra’ Mi’raj . Yaitu peristiwa diperjalankannya Rasulullah Muhammad SAW dari Mekah ke Mesjidil Aqsa (Palestina) yang disebut isra’, dan perjalanan dari Mesjidil Aqsa menembus langit ke-7 menuju Sidratul Muntaha yang disebut mi’raj.  Peristiwa ini diabadikan dalam Qur’an Surat Al Isra’ ayat 1, yang berbunyi:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Artinya: “Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”

Pada peristiwa Isra’ Mi’raj ini, Rasulullah menerima wahyu perintah sholat 5 waktu, yaitu bentuk ibadah mahdhah (pokok) yang akan menjadi penghubung antara hamba dengan Tuhannya secara khusus sepeninggal beliau. Dengan ibadah sholat ini umat Islam dapat senantiasa berkomunikasi secara mandiri sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Dan ibadah sholat menjadi ibadah yang sangat penting dalam kehidupan kaum muslimin, karena sholat menjadi tolok ukur ketakwaan kepada Allah SWT dan wujud kepatuhan pada risalah Rasulullah SAW. Bahkan keimanan seseorang dapat dilihat dari perilakunya apakah dia menegakkan sholat ataukan meninggalkan sholat, bila menegakkan sholat maka makin kuatlah keimanannya dan semakin meninggalkan sholat maka seseorang itu akan kuat kekafirannya. Pelaksanaan ibadah sholat menjadi pembatas sekaligus pembeda antara orang mu’min dengan orang kafir.

Begitu pentingnya ibadah sholat, pada hari kiamat kelak, segenap umat manusia akan dikumpulkan di padang mahsyar dan menghadapi hari perhitungan. Segala amalnya akan dilihat dan ditimbang. Amalan pertama yang akan dihisab di pengadilan Allah SWT kelak adalah sholat. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:

إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإنْ صَلُحَتْ، فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإنْ فَسَدَتْ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُ عَزَّ وَجَلَّ : اُنْظُرُوْا هَلْ لِعَبْدِيْ مِنْ تَطَوُّعٍ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيْضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُوْنُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا.

(رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ)

Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Taala berfirman: Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.(HR. Tirmidzi).

Dari hadits ini dapat kita pahami bahwasannya sholat adalah amalan pertama yang akan dipertanyakan dari seorang muslim pada hari kiamat nanti, kemudian kita pahami juga bahwasanya sholat adalah semacam tolak ukuruntuk mengetahui kualitas seorang muslim, karena dikatakan bahwa jika sholatnya baik, maka baiklah ia, demikian pula sebaliknya apabila sholatnya buruk maka akan buruk pula sikap mental dan perangainya.

Selain itu, disebutkan juga dalam hadits tersebut bahwa sholat sunnah sangat penting karena jika ada yang kurang dari sholat wajibnya seorang hamba, maka sholat sunnahnyalah yang akan menutupi kekurangan tersebut. Dengan kata lain, dikatakan bahwa hendaklah seorang muslim memperbanyak dan menjaga amalan sunnahnya, bukan hanya mementingkan yang wajibnya saja.

Dalam pelaksanaan sholat diutamakan berjamaah. Shalat berjama'ah memiliki nilai 27 derajat lebih baik daripada shalat sendirian. Oleh sebab itu, kita diharapkan lebih mengutamakan shalat berjamaah daripada shalat sendirian saja. Gemar melaksanakan shalat berjamaah berarti gemar mencari pahala yang besar.

Rosululloh SAW bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَّعِشْرِيْنَ دَرَجَةً (متفق عليه)

Dari Abdullah ibn Umar ra., sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda: Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendiri, dengan nilai 27 derajat.(HR. Bukhari-Muslim).

Di samping pahala yang besar, di dalam shalat berjamaah terdapat beberapa hikmah yang besar, di antaranya: Memakmurkan masjid, menambah syiar Islam, mempererat tali persahabatan, menumbuhkan persamaan derajat antar sesama muslim karena tidak ada perbedaan di sisi Allah kecuali karena ketaqwaannya, sikap saling pengertian, peduli dan saling tolong menolong antara sesama muslim.

Untuk mendapatkan pahala dan hikmah yang besar dari ibadah shalat, maka kita harus gemar melaksanakan shalat berjamaah. Hukum shalat berjamaah adalah sunnah muakkad artinya dikuatkan atau sangat dianjurkan, terutama bagi laki-laki dan dilakukan di masjid. Allah SWT berfirman:

وَاِذَا كُنْتَ فِيْهِمْ فَاَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلٰوةَ فَلْتَقُمْ طَاۤىِٕفَةٌ مِّنْهُمْ مَّعَكَ وَلْيَأْخُذُوْٓا اَسْلِحَتَهُمْ

Dan apabila kamu ada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaknya segolongan dari mereka berdiri (shalat) bersamamu  (QS. An Nisa:102 ).

Rasulullah SAW bersaba:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِحَطَبٍ فَيَحْطُبَ ثُمَّ آمُرَ بِالصَّلاَةِ فَيُؤْذَنَ بِهَا ثُمَّ آَمُرَ رَجُلاً فَيَؤُمَّ النَّاسُ ثُمَّ أُخَالِفَ إِلَى رِجَالٍ فَأُخْرِقَ عَلَيْهِمْ بُيُوْتَهُمْ (متفق عليه)

Dari Abu Hurairah r.a., sesungguhnya Rasulullah SAW  telah bersabda: Demi Tuhan yang jiwaku dalam kekuasaan-Nya, saya telah bermaksud menyuruh orang-orang untuk mengumpulkan kayu bakar, lalu menyuruh seorang untuk menyerukan adzan, kemudian menyuruh pula seorang untuk menjadi imam bagi orang banyak, sementara itu saya akan mendatangi orang-orang yang tidak ikut berjamaah, lalu saya bakar rumah-rumah mereka. (HR. Bukhari-Muslim).

Dalam hadits di atas Rasulullah SAW mempertegas pentingnya shalat dilakukan secara berjamaah dan menjelaskan sangsi hukum yang akan dikenakan kepada orang-orang yang tidak melaksanakan shalat secara berjamaah dengan hukuman yang sangat berat.

Hadirin rahimakumullah

Maksud dari diciptakannya kita di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT, bukan untuk yang lain. Namun sayangnya kita seringkali lupa akan hal tersebut. Tak jarang waktu 24 jam yang diberikan kepada kita ini kita habiskan hanya untuk memikirkan kehidupan dunia saja, padahal Allah Swt berfirman

وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ

Artinya:  Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qasas : 77)

Pada ayat ini perintah utamanya adalah mencari kebahagiaan akhirat, sedangkan untuk kebahagiaan dunia, yang diperintahkan hanyalah sekedar tidak lupa saja. Artinya jika sudah sedikit saja mencari kebahagiaan dunia, itu sudah cukup.

Namun yang terjadi pada umat Islam pada hari ini adalah sebaliknya, banyak diantara kita yang mati-matian mengejar kebahagian dunia sampai-sampai tak punya waktu sedikitpun untuk memikirkan akhiratnya. Alangkah sedihnya kita lihat masih banyak diantara kita yang terkadang lebih memilih untuk melanjutkan pekerjaannya tatkala telah datang waktu sholat, padahal bisa jadi jika ia meninggalkan sejenak saja pekerjaannya tersebut untuk menunaikan sholat, Allah akan mempermudah urusannya dan memberikan bantuan yang tak pernah ia sangka sebelumnya.

Hadirin rahimakumullah

Kehidupan dunia hanyalah kehidupan sementara, sedangkan kehidupan akhirat adalah kehidupan abadi yang tak berpenghujung. Maka, alangkah bodohnya diri kita ini jika tak sudi mengorbankan barang 1-2 jam saja dari 24   jam yang kita miliki untuk kehidupan abadi kita. Alangkah bodohnya diri kita ini jika kita menghabiskan 24  jam kita ini hanya untuk kehidupan dunia saja yang mana kehidupan dunia ini tak akan kekal selama-lamanya. Maka dari itu, marilah kita renungkan kembali perintah Allah SWT agar kita mencari kebahagiaan akhirat tadi, marilah kita tunaikan sholat wajib kita dan tak lupa pula kita menyempurnakannya dengan sholat-sholat sunnah, karena sholat adalah tiangnya agama ini. Barangsiapa yang mendirikan sholat maka dia menegakkan agamanya, dan barangsiapa yang meninggalkan sholat, maka dia sedang meruntuhkan agamanya.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

KHUTBAH KEDUA

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن

الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

 . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن

اَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ

***

 

 

 

Post a Comment

0 Comments