Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget


Muhammadiyah dan Perlawanan terhadap PKI: Jejak Panjang Melawan Ideologi Komunis


Brebes, 1 Oktober 2024

Sejarah mencatat, Muhammadiyah menjadi salah satu kekuatan masyarakat sipil terbesar yang berada di garda depan dalam menghadapi gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Sejak era sebelum G30S/PKI 1965, Muhammadiyah tegas menolak ideologi komunisme karena dianggap bertentangan dengan ajaran Islam, Pancasila, serta nilai kemanusiaan.


Ketegasan sikap Muhammadiyah bukan sekadar retorika, melainkan diwujudkan dalam gerakan sosial, pendidikan, dan langsung dalam perlawanan. Setelah tragedi G30S/PKI 1965, banyak tokoh Muhammadiyah turun langsung membantu pemerintah dan masyarakat dalam menumpas sisa-sisa gerakan PKI.


Beberapa tokoh penting Muhammadiyah yang tercatat dalam sejarah perlawanan terhadap PKI antara lain:


KH Ahmad Badawi (Ketua PP Muhammadiyah era 1960-an) – dengan lantang menegaskan bahwa PKI adalah musuh ideologis Muhammadiyah.


KH Faqih Usman – tokoh Muhammadiyah yang menjadi Menteri Agama RI, berperan memperkuat basis ideologi Islam moderat dalam melawan komunisme.


KH AR Fachruddin – Ketua Umum PP Muhammadiyah (1968–1990), dikenal tegas menyatakan komunisme bertentangan dengan Islam, sekaligus mengarahkan Muhammadiyah agar aktif membentengi umat melalui dakwah.


Buya Hamka (tokoh besar Muhammadiyah, Ketua MUI pertama) – lewat tulisan dan pidatonya, ia mengguncang opini publik dengan menegaskan bahwa komunisme adalah ideologi anti-Tuhan yang wajib ditolak.


KH Ahmad Azhar Basyir – intelektual Muhammadiyah yang memperkuat argumentasi ilmiah dan keagamaan bahwa PKI merupakan ancaman ideologi.



Tak hanya tokoh nasional, ribuan kader Muhammadiyah di daerah juga menjadi garda pertahanan masyarakat. Di Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Sulawesi, pemuda Muhammadiyah (PM) dan kokam (Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah) ikut turun ke lapangan bersama aparat untuk menjaga masjid, sekolah, hingga kampung dari infiltrasi PKI.


Muhammadiyah menilai bahwa perjuangan melawan PKI bukan sekadar soal politik, melainkan soal akidah dan keselamatan bangsa. Ideologi ateis-komunis dianggap berlawanan total dengan nilai ketuhanan dan moralitas Islam.


Kini, perlawanan itu tercatat sebagai bagian penting sejarah bangsa. Peran Muhammadiyah bukan hanya menjaga umat dari kekerasan fisik PKI, tetapi juga membentengi akidah umat melalui pendidikan, dakwah, dan aksi sosial.


> “Komunisme adalah ideologi yang tidak mengenal Tuhan, maka tidak ada alasan bagi Muhammadiyah untuk berdamai dengan PKI,” tegas KH AR Fachruddin dalam salah satu pidatonya tahun 1966.



Sejarah ini menjadi pengingat bahwa Muhammadiyah konsisten membela Pancasila dan Islam dari segala bentuk ideologi yang mengancam persatuan bangsa.


Medkom PDM Brebes

Post a Comment

0 Comments